Pernahkan kalian berfikir apakah perekonomian di Indonesia sudah tergolong maju? Lalu bagaimana jika Negara kita di sandingkan dengan negara lain? Mari kita bersama sama membuka mata dan meluangkan waktu sedikit untuk kita bisa memberikan perhatian khusus terhadap Negara kita sendiri yakni Negara Indonesia.
Jika kita lihat, mengapa di beberapa negara maju, air minum sudah bisa dinikmati secara gratis, sedangkan di Indonesia sendiri air minum kini masih di perjual belikan? Baik, kita lihat lebih jauh lagi, lalu bagaimana dengan minyak? Mengapa harga minyak di negara kita masih tergolong tinggi? Bukankah pada dasarnya Negara kita adalah salah satu produsen minyak terbesar? Lahan sawit di Indonesia Pun tergolong besar.
Bahkan sampai untuk pendidikan pun di Negara bisa diperjual belikan. Kini bangku bangku perkuliahan dapat dibeli dengan harga yang fantastis seperti yang bisa kita lihat beberapa kasus yang sudah terjadi di Indonesia, sampai pada akhirnya mencapai gelar yang tinggi pun saat ini sudah tidak lagi menjadi hal yang begitu membanggakan, karena apa? Karena banyak nya campur tangan orang orang nakal yang terjadi, orang yang kurang mampu namun memiliki kepintaran dan bakat yang luar biasa kini dapat terkalahkan oleh orang yang memiliki kekayaan materi yang berlebih.
Apakah kalian sudah mulai sadar banyaknya peluang ‘tikus nakal’ dalam membisniskan Negara ini? Mengapa ekonomi di indonesia sangat lemah? Apakah karena lamanya pemasukan perputaran SDA di indonesia? Atau lemahnya dunia ekspor di Indonesia? Namun sepertinya hal tersebut akan jauh lebih buruk ketika banyaknya permainan yang mereka lakukan di negeri ini.
Apakah saat ini Indonesia krisis kejujuran?.
Kita ambil contoh, mungkin BUMN keuntungang yang mereka dapatkan itu bukan lah dari hasil kinerjanya, melainkan justru sebagian besar itu dari pembelian SUN (Surat Utang Negara) dengan uang rakyat.
Misalnya uang rakyat dalam bentuk tabungan/deposito di perbankan/BUMN, itu dengan bunga rata rata 2%, itu dipergunakan untuk pembelian SUN dengan bunga 6%, jadi ada keuntungan 4% yang mereka ambil dari rakyat, bukan keuntungan dari hasil kinerja mereka sendiri.
Jadi anggaplah uang rakyat sebesar Rp.100.000, itu dibisniskan untuk membeli SUN, dan yang membayar SUN tersendiri ya tentunya rakyat itu sendiri, nah kemungkinan mereka mendapatkan laba yang cukup besar ya dari sana, jadi uang rakyat itu dipakai dan diperdagangkan untuk menguras rakyat kembali.
Apakah perbankan menjadikan uang rakyat sebagai laba bisnis mereka dan modal bisnis mereka itu sendiri? Apakah simple nya orang atas memanfaatkan orang bawah?
Rakyat dibisniskan oleh Negara, bisa dibilang satu kesatuan dalam satu urusan, tentang layanan pengelolaan uang yang saling bersangkutan satu sama lain, penyalahgunaan kekuasaan salah satu pihak.
Sayangnya masyarakat terus tetap membutuhkan hal tersebut, rakyat butuh perbankan dan BUMN sebagai layanan, kebutuhan tersebut tidak dapat di elak, dan tanpa disadari rakyat pun ikut di peras.
Lalu bagaimana dengan rakyat nya sendiri? Bukan kah di era pemilu saat ini rakyat tidak ikut membisniskan? Lalu suara rakyat yang bisa di uangkan bagaimana?
Jadi sebenarnya Negara itu pembisnisnya siapa? Apakah Negara lain, para pemimpin, atau rakyat itu sendiri?
Dibuat oleh : Vrylie Putri A , Mahasiswa semester 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi